Jumat, 22 November 2013

POPNAS Jakarta 2013

Sejarah POPNAS


Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS) adalah sebuah perjalanan panjang membentuk manusia Indonesia yang sehat jasmani dan rohani, melalui pembinaan olahraga pelajar berskala nasional. Perlu waktu 20 tahun lebih membentuk POPNAS menjadi bentuknya yang sekarang, ajang pesta olahraga pelajar nasional dua tahunan. Hasil yang diperoleh pun saat ini belum dapat dikatakan sempurna.
Ada beberapa versi soal sejarah POPNAS. Satu versi menyebutkan bahwa embrio POPNAS adalah Pekan Olahraga Pelajar Seluruh Indonesia (POPSI), yang sempat vakum selama 10 tahun setelah pergelaran terakhir tahun 1979. Ada juga versi yang menyebutkan, POPNAS adalah pengganti Pekan Olahraga dan Seni (PORSENI) tingkat nasional, seperti yang disebutkan dalam artikel di harian KOMPAS, 13 Agustus 1991.
Dibawah ini adalah data penyelenggaraan POPNAS dari I sampai dengan X :
POPNAS TEMPAT PESERTA CABOR JUARA UMUM
1 Jakarta 1989 - 3 CABOR -
2 Jakarta,
26 Agustus-1 September 1991
744 atlet pelajar dari 27 provinsi atletik, senam, senam, dan bola voli. -
3 Surabaya,
14-19 Juni 1995
2500 atlet Pelajar 10 cabang yaitu: renang, basket, tenis meja, voli, atletik, bulu tangkis, tenis lapangan, sepak bola, senam, dan sepak takraw. Jawa Timur sebagai dengan 24 emas-16 perak-16 perunggu.
Jawa Tengah di urutan kedua dengan 13 emas-11 perak-13 perunggu.
DKI Jaya di urutan ketiga dengan 11 emas-9 perak-8 perunggu.
4 Semarang,
22-29 Juni 1997
1831 atlet pelajar dari 27 provinsi 12 cabang yaitu: renang, basket, tenis meja, voli,  atletik, bulu tangkis, tenis lapangan, sepak bola, senam, sepak takraw, panahan, dan pencak silat. Jawa Tengah sebagai juara umum dengan 35 emas-16 perak-23 perunggu.
Jawa Timur di urutan kedua dengan 25 emas-28 perak-12 perunggu.
DKI Jaya di urutan ketiga dengan perolehan medali 15 emas-9 perak-22 perunggu.
5 Surabaya,
25-29 Oktober 1999
1679 atlet pelajar dari 26 provinsi 12 cabang yaitu: atletik, bulu tangkis, bola basket, bola voli, pencak silat, panahan, renang, senam, sepak bola, sepak takraw, tenis, dan tenis meja. DKI Jaya juara umum dengan 30 emas-17 perak-12 perunggu.
Jawa Timur di urutan kedua dengan 24 emas-18 perak-30 perunggu.
Jawa Tengah di urutan ketiga dengan 14 emas-16 perak-14 perunggu.
6 Palembang, 7-14 Juli 2001 2479 atlet pelajar dari 27 provinsi 12 cabang yaitu: atletik, renang, senam, bulu tangkis, sepak takraw, tenis meja, tenis lapangan, bola basket, bola voli, sepak bola, panahan, dan pencak silat. DKI Jaya sebagai juara umum dengan 35 emas, 19 perak, 24 perunggu.
Jawa Timur kembali menduduki peringkat kedua dengan 24 emas, 25 perak, dan 15 perunggu.
Jawa Tengah di urutan ketiga dengan 18 emas, 13 perak, 27 perunggu.
7 Makassar,
23-30 Juli 2003.
3500 atlet pelajar dari 30 provinsi 13 cabang yaitu: atletik, renang, senam, bulu tangkis, sepak takraw, tenis meja, tenis lapangan, bola basket, bola voli, sepak bola, panahan, pencak silat, dan dayung. DKI Jaya sebagai juara umum dengan perolehan 44 emas-26 perak-22 perunggu.
Jawa Timur menempati posisi kedua dengan 37 emas-37 perak-37 perunggu.
Jawa Barat dengan 27 emas-23 perak-30 perunggu.
8 Medan,
7-17 Juli 2005
4231 atlet pelajar dari 30 provinsi 13 cabang yaitu: atletik, renang, senam, bulu tangkis, sepak takraw, tenis meja, tenis lapangan, bola basket, bola voli, sepak bola, panahan, pencak silat, dayung. dan gulat. Jawa Timur sebagai juara umum dengan 51 emas-43 perak-48 perunggu.
DKI Jaya menempati posisi kedua dengan 44 emas-26 perak-32 perunggu.
Jawa Barat menduduki peringkat ketiga dengan 25 emas-29 perak-33 perunggu.
9 Samarinda,
17 – 31 Juli 2007
5.000 atlet dari seluruh Indonesia 14 cabang olahraga (cabor) dan 2 cabang eksebisi.
atletik, renang, senam, bulu tangkis, sepak takraw, tenis meja, tenis lapangan, bola basket, bola voli, sepak bola, panahan, pencak silat, dayung. dan gulat.
Jawa Timur 40 emas, 30 perak dan 33 perunggu,
DKI Jakarta berada dipoisi kedua dengan 28 emas, 26 perak dan 26 perunggu.
Jawa Barat dengan 22 emas, 23 perak dan 33 perunggu.
10 Yogyakarta,
2-11 November 2009.
6.000 atlet pelajar berusia 7-18 tahun dari 33 provinsi. 18 cabang yaitu: atletik, angkat besi, bola basket, bola voli , bulutangkis, dayung, gulat, panahan, pencak silat, renang, senam, sepakbola, sepak takraw, tenis meja, tennis, dan judo dan 2 cabang eksibisi Voli Pantai dan Taekwondo. Jawa Timur
DKI Jakarta
Jawa Tengah
 11 Riau
29 September s.d. 06 Oktober 2011

peserta 4.751 orang yang terdiri dari 2.124 atlet putra, 1.153 putri dan ofifsial  1.093 orang  18 cabang
olahraga (Atletik, Senam, Renang, Bola Voli, Bola Basket, Sepakbola, Sepak
takraw, Tenis meja, Tenis lapangan, Panahan, Bulutangkis, Gulat, Judo, Tae Kwon
Do, Pencak silat, Dayung, Angkat Besi, dan Voli Pasir) serta 1 cabang olahraga
eksibisi (tinju).

Psikologi

Psikologi adalah sebuah bidang ilmu pengetahuan dan ilmu terapan yang mempelajari mengenai perilaku dan fungsi mental manusia secara ilmiah[1]. Para praktisi dalam bidang psikologi disebut para psikolog. Para psikolog berusaha mempelajari peran fungsi mental dalam perilaku individu maupun kelompok, selain juga mempelajari tentang proses fisiologis dan neurobiologis yang mendasari perilaku.

Etimologi

Menurut asal katanya, psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno: "ψυχή" (Psychē yang berarti jiwa) dan "-λογία" (-logia yang artinya ilmu) sehingga secara etimologis, psikologi dapat diartikan dengan ilmu yang mempelajari tentang jiwa.

Sejarah Psikologi

Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan, psikologi melalui sebuah perjalanan panjang. Konsep psikologi dapat ditelusuri jauh ke masa Yunani kuno. Psikologi memiliki akar dari bidang ilmu filosofi yang diprakarsai sejak jaman Aristoteles sebagai ilmu jiwa, yaitu ilmu untuk kekuatan hidup (levens beginsel). Aristoteles memandang ilmu jiwa sebagai ilmu yang mempelajari gejala - gejala kehidupan. Jiwa adalah unsur kehidupan (Anima), karena itu tiap - tiap makhluk hidup mempunyai jiwa.[2] Dapat dikatakan bahwa sejarah psikologi sejalan dengan perkembangan intelektual di Eropa, dan mendapatkan bentuk pragmatisnya di benua Amerika.[3]

Psikologi sebagai ilmu pengetahuan

Walaupun sejak dulu telah ada pemikiran tentang ilmu yang mempelajari manusia dalam kurun waktu bersamaan dengan adanya pemikiran tentang ilmu yang mempelajari alam, akan tetapi karena kerumitan dan kedinamisan manusia untuk dipahami, maka psikologi baru tercipta sebagai ilmu sejak akhir 1800-an yaitu sewaktu Wilhem Wundt mendirikan laboratorium psikologi pertama didunia.
Laboratorium Wundt
Pada tahun 1879 Wilhem Wundt mendirikan laboratorium Psikologi pertama di University of Leipzig, Jerman. Ditandai oleh berdirinya laboratorium ini, maka metode ilmiah untuk lebih mamahami manusia telah ditemukan walau tidak terlalu memadai. dengan berdirinya laboratorium ini pula, lengkaplah syarat psikologi untuk menjadi ilmu pengetahuan, sehingga tahun berdirinya laboratorium Wundt diakui pula sebagai tanggal berdirinya psikologi sebagai ilmu pengetahuan.

Metode Psikologi

Beberapa metodologi dalam psikologi, di antaranya sebagai berikut :
  1. Metodologi Eksperimental
    Cara ini dilakukan biasanya di dalam laboratorium dengan mengadakan berbagai eksperimen.[4] Peneliti mempunyai kontrol sepenuhnya terhadap jalannya suatu eksperimen. Yaitu menentukan akan melakukan apa pada sesuatu yang akan ditelitinya, kapan akan melakukan penelitian, seberapa sering melakukan penelitiannya, dan sebagainya. Pada metode eksperimental, maka sifat subjektivitas dari metode introspeksi akan dapat diatasi. Pada metode instrospeksi murni hanya diri peneliti yang menjadi objek. Tetapi pada instrospeksi eksperimental jumlah subjek banyak, yaitu orang - orang yang dieksperimentasi itu. Dengan luasnya atau banyaknya subjek penelitian maka hasil yang didapatkan akan lebih objektif[2]. Metode penelitian umumnya dimulai dengan hipotesis yakni prediksi/peramalan, percabangan dari teori, diuraikan dan dirumuskan sehingga bisa diujicobakan[5]
  2. Observasi Ilmiah
    Pada pengamatan ilmiah, suatu hal pada situasi-situasi yang ditimbulkan tidak dengan sengaja. Melainkan dengan proses ilmiah dan secara spontan. Observasi alamiah ini dapat diterapkan pula pada tingkah laku yang lain, misalnya saja : tingkah laku orang-orang yang berada di toko serba ada, tingkah laku pengendara kendaraan bermotor dijalan raya, tingkah laku anak yang sedang bermain, perilaku orang dalam bencana alam, dan sebagainya.
  3. Sejarah Kehidupan (metode biografi)
    Sejarah kehidupan seseorang dapat merupakan sumber data yang penting untuk lebih mengetahui “jiwa” orang yang bersangkutan, misalnya dari cerita ibunya, seorang anak yang tidak naik kelas mungkin diketahui bahwa dia bukannya kurang pandai tetapi minatnya sejak kecil memang dibidang musik sehingga dia tidak cukup serius untuk mengikuti pendidikan di sekolahnya.[4] Dalam metode ini orang menguraikan tentang keadaaan, sikap - sikap ataupun sifat lain mengenai orang yang bersangkutan [2]. Pada metode ini disamping mempunyai keuntungan juga mempunyai kelemahan, yaitu tidak jarang metode ini bersifat subjektif [2]. Sejarah kehidupan dapat disusun melalui 2 cara yaitu: pembuatan buku harian dan rekonstruksi biografi[6]
  4. Wawancara
    Wawancara merupakan tanya jawab si pemeriksa dan orang yang diperiksa. Agar orang diperiksa itu dapat menemukan isi hatinya itu sendiri, pandangan-pandangannya, pendapatnya dan lain-lain sedemikian rupa sehingga orang yang mewawancarai dapat menggali semua informasi yang dibutuhkan.Baik angket atau interview keduanya mempunyai persamaan, tetapi berbeda dalam cara penyajiannya. Keuntungan interview dibandingkan dengan angket [2] yaitu:
    1. Pada interview apabila terdapat hal yang kurang jelas maka dapat diperjelas
    2. interviwer(penanya) dapat menyesuaikan dengan suasana hati interviwee ( responden yang ditanyai)
    3. Terdapat interaksi langsung berupa face to face sehingga diharapkan dapat membina hubungan yang baik saat proses interview dilakukan.
ada beberapa teknik wawancara yaitu: wawancara bebas, wawancara terarah, wawancara terbuka dan wawancara tertutup[7]
  1. Angket
    Angket merupakan wawancara dalam bentuk tertulis. Semua pertanyaan telah di susun secara tertulis pada lembar-lembar pertanyaan itu, dan orang yang diwawancarai tinggal membaca pertanyaan yang diajukan, lalu menjawabnya secara tertulis pula. Jawaban-jawabannya akan dianalisis untuk mengetahui hal-hal yang diselidiki. Angket ini juga terdapat keuntungan dan kelemahannya.[8]
  2. Pemeriksaan Psikologi
    Dalam bahasa populernya pemeriksaan psikologi disebut juga dengan psikotes Metode ini menggunakan alat-alat psikodiagnostik tertentu yang hanya dapat digunakan oleh para ahli yang benar-benar sudah terlatih. alat-alat itu dapat dipergunakan unntuk mengukur dan untuk mengetahui taraf kecerdasan seseorang, arah minat seseorang, sikap seseorang, struktur kepribadian seeorang, dan lain-lain dari orang yang diperiksa itu.[4] Metode pemeriksaan psikologis lain yang bersifat individual adalah tes proyektif kepribadian yakni seseorang diperlihatkan stimuli ambigu dan ia diminta untuk menceritakannya[9]
  3. Metode Analisis Karya
    Dilakukan dengan cara menganalisis hasil karya seperti gambar - gambar, buku harian atau karangan yang telah dibuat. Hal ini karena karya dapat dianggap sebagai pencetus dari keadaan jiwa seseorang [2].
  4. Metode Statistik
    Umumnya digunakan dengan cara mengumpulkan data atau materi dalam penelitian lalu mengadakan penganalisaan terhadap hasil; yang telah didapat [2].

Metode Psikologi Perkembangan

Pada Metode Psikologi Perkembangan memiliki 2 metode, yaitu metode umum dan metode khusus. pada metode umum ini pendekatan yang dipakai dengan pendekatan longitudinal, transversal, dan lintas budaya. Dari pendekatan ini terlihat adanya data yang diperoleh secara keseluruhan perkembangan atau hanya beberapa aspek saja dan bisa juga melihat dengan berbagai faktor dari bawaan dan lingkungan khususnya kebudayaan. [10] Sedangkan pada metode khusus merupakan suatu metode yang akan diselidiki dengan suatu proses alat atau perhitungan yang cermat dan pasti. Dalam pendekatan ini dapat digunakan dengan pendekatan eksperimen dan pengamatan. [10]

Psikologi kontemporer

Diawali pada abad ke 19, dimana saat itu berkembang 2 teori dalam menjelaskan tingkah laku, yaitu:
Psikologi Fakultas 
Psikologi fakultas adalah doktrin abad 19 tentang adanya kekuatan mental bawaan, menurut teori ini, kemampuan psikologi terkotak-kotak dalam beberapa ‘fakultas’ yang meliputi berpikir, merasa, dan berkeinginan. Fakultas ini terbagi lagi menjadi beberapa subfakultas. Kita mengingat melalui subfakultas memori, pembayangan melalui subfakultas imaginer, dan sebagainya.
Psikologi Asosiasi 
Bagian dari psikologi kontemporer abad 19 yang mempercayai bahwa proses psikologi pada dasarnya adalah asosiasi ide yaitu bahwa ide masuk melalui alat indera dan diasosiasikan berdasarkan prinsip-prinsip tertentu seperti kemiripan, kontras, dan kedekatan.

Fungsi psikologi sebagai ilmu

Psikologi memiliki tiga fungsi sebagai ilmu yaitu:
  • Menjelaskan, yaitu mampu menjelaskan apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu terjadi. Hasilnya penjelasan berupa deskripsi atau bahasan yang bersifat deskriptif
  • Memprediksikan, Yaitu mampu meramalkan atau memprediksikan apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu terjadi. Hasil prediksi berupa prognosa, prediksi atau estimasi
  • Pengendalian, Yaitu mengendalikan tingkah laku sesuai dengan yang diharapkan. Perwujudannya berupa tindakan yang sifatnya preventif atau pencegahan, intervensi atau treatment serta rehabilitasi atau perawatan.

Pendekatan perilaku

Pendekatan perilaku, pada dasarnya tingkah laku adalah respon atas stimulus yang datang. Secara sederhana dapat digambarkan dalam model S - R atau suatu kaitan Stimulus - Respon. Ini berarti tingkah laku itu seperti reflek tanpa kerja mental sama sekali.

Pendekatan kognitif

Pendekatan kognitif menekankan bahwa tingkah laku adalah proses mental, dimana individu (organisme) aktif dalam menangkap, menilai, membandingkan, dan menanggapi stimulus sebelum melakukan reaksi. Individu menerima stimulus lalu melakukan proses mental sebelum memberikan reaksi atas stimulus yang datang.

Pendekatan psikoanalisa

pendekatan Psikoanalisa yang dikembangkan oleh Sigmund Freud
Semenjak tahun 1890an sampai kematiannya di 1939, dokter berkebangsaan Austria bernama Sigmund Freud mengembangkan metode psikoterapi yang dikenal dengan nama psikoanalisis. Pemahaman Freud tentang pikiran didasarkan pada metode penafsiran, introspeksi, dan pengamatan klinis, serta terfokus pada menyelesaikan konflik alam bawah sadar, ketegangan mental, dan gangguan psikis lainnya. Sigmund Freud meyakini bahwa kehidupan individu sebagian besar dikuasai oleh alam bawah sadar. Sehingga tingkah laku banyak didasari oleh hal-hal yang tidak disadari, seperti keinginan, impuls, atau dorongan.
Teori tentang Psikoanalisa selain sangat terkenal, juga sangat kontroversial. Hal ini terutama dikarenakan teorinya menyinggung topik-topik seperti seksualitas dan alam bawah sadar. Topik-topik tersebut masih dianggap sangat tabu pada masa itu, dan Freud memberikan katalis untuk mendiskusikan topik tersebut secara terbuka di masyarakat beradab. Selain itu banyak pula orang yang menolak teorinya yang dianggap merendahkan martabat manusia.

Pendekatan fenomenologi

Pendekatan fenomenologi ini lebih memperhatikan pada pengalaman subyektif individu karena itu tingkah laku sangat dipengaruhi oleh pandangan individu terhadap diri dan dunianya, konsep tentang dirinya, harga dirinya dan segala hal yang menyangkut kesadaran atau aktualisasi dirinya. Ini berarti melihat tingkah laku seseorang selalu dikaitkan dengan fenomena tentang dirinya.

Kajian psikologi

Psikologi adalah ilmu yang luas dan ambisius, dilengkapi oleh biologi dan ilmu saraf pada perbatasannya dengan ilmu alam dan dilengkapi oleh sosiologi dan anthropologi pada perbatasannya dengan ilmu sosial. Beberapa kajian ilmu psikologi diantaranya adalah:

Psikologi perkembangan

Adalah bidang studi psikologi yang mempelajari perkembangan manusia dan faktor-faktor yang membentuk prilaku seseorang sejak lahir sampai lanjut usia. Psikologi perkembangan berkaitan erat dengan psikologi sosial, karena sebagian besar perkembangan terjadi dalam konteks adanya interaksi sosial. Dan juga berkaitan erat dengan psikologi kepribadian, karena perkembangan individu dapat membentuk kepribadian khas dari individu tersebut

Psikologi sosial

Bidang ini mempunyai 3 ruang lingkup, yaitu :

Psikologi kepribadian

Adalah bidang studi psikologi yang mempelajari tingkah laku manusia dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya, psikologi kepribadian berkaitan erat dengan psikologi perkembangan dan psikologi sosial, karena kepribadian adalah hasil dari perkembangan individu sejak masih kecil dan bagaimana cara individu itu sendiri dalam berinteraksi sosial dengan lingkungannya.

Psikologi kognitif

Adalah bidang studi psikologi yang mempelajari kemampuan kognisi, seperti: Persepsi, proses belajar, kemampuan memori, atensi, kemampuan bahasa dan emosi.

Wilayah terapan psikologi

Wilayah terapan psikologi adalah wilayah-wilayah dimana kajian psikologi dapat diterapkan. walaupun demikian, belum terbiasanya orang-orang Indonesia dengan spesialisasi membuat wilayah terapan ini rancu, misalnya, seorang ahli psikologi pendidikan mungkin saja bekerja pada HRD sebuah perusahaan, atau sebaliknya.

Psikologi pendidikan

Psikologi pendidikan berusaha menciptakan situasi yang mendukung bagi anak didik dalam mengembangkan kemampuan akademik, sosialisasi, dan emosi. Yang bertujuan untuk membentuk mind set anak

Psikologi industri dan organisasi

Psikologi industri memfokuskan pada menggembangan, mengevaluasi dan memprediksi kinerja suatu pekerjaan yang dikerjakan oleh individu, sedangkan psikologi organisasi mempelajari bagaimana suatu organisasi memengaruhi dan berinteraksi dengan anggota-anggotanya

Psikologi kerekayasaan

Penerapan psikologi yang berkaitan dengan interaksi antara manusia dan mesin untuk meminimalisasikan kesalahan manusia ketika berhubungan dengan mesin (human error)

Psikologi klinis

Adalah bidang studi psikologi dan juga penerapan psikologi dalam memahami, mencegah dan memulihkan keadaan psikologis individu ke ambang normal.

Kritik Psikologi

Berdasarkan pengertian di atas kita diharuskan mengetahui perbedaan budaya kita dengan budaya pada saat psikologi muncul sebagai ilmu pengetahuan. Apakah kajian ilmu tersebut sesuai dengan kebudayaan kita ataukah ada berbedaan di dalamnya. Misalkan, ketika kita adalah suku pedalaman yang masih menggunakan cara berburu dalam kehidupan sehari-hari maka berburu bisa menjadi tolak ukur kecerdasan kita sebagai masyarakat pedalaman, bukan dilihat dari bagaimana kecerdasan itu diukur dari bisa dan tidaknya kita menghitung matematika, menjawab soal-soal ujian, menjawab serangkaian tes kecerdasan dan lain-lain. Kesesuaian teori psikologi dengan kebudayaan kita itulah yang benar-benar harus kita pahami, sehingga teori-teori tersebut adalah teori yang benar-benar relevan dengan kebudayaan dan diri kita sebagai manusia.[11]

Referensi

  1. ^ Definition of "Psychology" (Halaman Index APA)
  2. ^ a b c d e f g Walgito, Bimo. 2010. "Pengantar psikologi Umum". Yogyakarta: Andi
  3. ^ http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/sejarah-psikologi.html
  4. ^ a b c Rahman Shaleh, Abdul. Psikologi. Kencana Prenada Media Group.
  5. ^ W sarwono, sarlito. (2012), pengantar psikologi umum. Jakarta:rajawali pers.
  6. ^ W. sarwono, Sarlito. (2012). pengantar psikologi umum.Jakarta:Rajawali Pers
  7. ^ W. Sarwono, Sarlito. (2012). pengantar psikologi umum. Jakarta:Rajawali Pers
  8. ^ W. Sarwono, Sarlito. (2012). pengantar psikologi umum. Jakarta:Rajawali Pers
  9. ^ W. Sarwono, Sarlito. (2012). pengantar psikologi umum. Jakarta:Rajawali Pers
  10. ^ a b Baraja, Abubakar. Psikologi Perkembangan. Studia Press.
  11. ^ http://www.psikologizone.com/kritik-psikologi-masihkah-relevan/065111073

Recount Text

Pengertian Recount Text

recount text, contoh recount text
Recount Text - Retell yours
Secara harfiah, recount bermakna "menceritakan". Jadi recount text bisa diartikan sebagai "Text yang menceritakan". Jika mengacu pada keterangan di buku-buku sekolah (baca : Buku Bahasa Inggris SMP / SMA) recount text adalah a text that telling the reader about one story, action or activity. Its goal is to entertaining or informing the reader. (sebuah teks yang menceritakan sebuah cerita, aksi ataupun aktifitas. Tujuan recount text adalah untuk menghibur atau menginformasikan pembaca.)

Generic Structure dari Recount Text

Generic structure (susunan umum) recount text ini terdiri dari:
  • Orientation tells who was involved, what happened, where the events took place, and when it happened. ("Orientation" menceritakan siapa saja yang terlibat dalam cerita, apa yang terjadi, di mana tempat peristiwa terjadi, dan kapan terjadi peristiwanya)
  • Events tell what happened and in what sequence. ("Event" menceritakan apa yang terjadi (lagi) dan menceritakan urutan ceritanya)
  • Reorientation consists of optional-closure of events/ending. ("Reorientation" berisi penutup cerita / akhir cerita)
Contoh Recount Text (1)

My Adolescence

I had my adolescence when I was thirteen.

It started with acne that showed up on my face. It was very annoying. It lowered my self-esteem and I was embarrassed to come out of my house and play with friends.
Fortunately, my Mum gave me a good medicine. In three weeks, the acnes started to vanish although those showed some black spots in my face.

That was my bad experience with adolescence, though there were still lots of good experience too.
Analisa :
Orientation : Paragraf pertama, (I had my adolescence when I was thirteen)
Events : Paragraf kedua dan ketiga.
Reorientation : Paragraf keempat (terakhir)

Contoh Recount Text (2) - Liburan


My Holiday in Bali
ditulis oleh Annisa Aulia Saharani

When I was 2nd grade of senior high school, my friends and I went to Bali. We were there for three days. I had many impressive experiences during the vacation.
First day, we visited Sanur Beach in the morning. We saw the beautiful sunrise together. It was a great scenery. Then, we checked in to the hotel. After prepared our selves, we went to Tanah Lot. We met so many other tourists there. They were not only domestic but also foreign tourists.
Second day, we enjoyed the day on Tanjung Benoa beach. We played so many water sports such as banana boat, jetsky, speedboat etc. We also went to Penyu island to see many unique animals. They were turtles, snakes, and sea birds. We were very happy. In the afternoon, we went to Kuta Beach to see the amazing sunset and enjoyed the beautiful wave.
The last day, we spent our time in Sangeh. We could enjoy the green and shady forest. There were so many monkies. They were so tame but sometimes they could be naughty. We could make a close interaction with them. After that, we went to Sukowati market for shopping. That was my lovely time. I bought some Bali T-Shirt and souvenirs.
In the evening, we had to check out from the hotel. We went back home bringing so many amazing memories of Bali.

Contoh Recount Text (3) - Liburan


A Beautiful Day at Jogja
ditulis oleh Arsianti Dewi

Last week, my friends and I went to Jogja. We visited many places.

First, we visited Parangtritis beach. The sun shone brightly and the scenery was very beautiful there. We felt the wind blew across to us. We also saw a lot of people in that beach. There werw many birds flew in the sky. Also, there were many sellers who sold many kinds of souvenirs. Second, we visited Gembira Loka Zoo. We saw many kinds of animals there such as monkeys, tigers, crocodiles, snakes, etc. We looked around in that Zoo, and also took pictures of those animals. Then, we felt hungry, so we went to a restaurant. As soon as we finished our lunc, we decided to go home.
For me, that was a beautiful day. we really enjoyed it, and I hope I could visit Jogja again.

Contoh Recount Text (4) - Pengalaman


My First Experience to Ride Motorcycle
ditulis oleh Resdwitarini
One day, when I was ten years old, my father bought an old motorcycle. That was " Honda 75". I think it was small light object and easy to ride it. I persuaded my father to teach me to ride " Honda 75 ". Firstly, my father refused my request and promised that he would teach me two or three years later, but I still whimpered. Finally, my father surrendered and promised to teach me.

He began to teach me riding the motorcycle around a field in my village. My father was very patient to give me some directions. I was very happy when I realized my ability to ride a motorcycle. " Yes, I can ".

One day later, when I was alone at home, I intended to try my riding ability. So, myself tried bravely. All ran fluently in the beginning, but when I was going back to my home and I must passed through a narrow slippery street, I got nervous. I lost my control and I fell to the ditch.

After that, I told my father about the last accident. I imagined my father would be angry and never let me ride again. But the reality is exactly on the contrary, my father was very proud of me. He just gave me some advices and since that accident, I got my father's permission to ride motorcycle.

Contoh Recount Text (5) - Diary


A Page from A Girl's Diary
ditulis oleh Pratama Lysa Hapsari

Tuesday, September 30th, 2008
 
It was takbiran night. It was also my birthday, and nothing happened. Or I had thought nothing would happen, but I was wrong.
 
That night, I was watching television with my family when I heard someone lit fireworks in my front yard. I peeped trough my window glass but could see nothing. It was very dark outside. Then I thought it had to be my cousins who lit the fireworks. Then I plopped down on my sofa again and tried to concentrate on the television since my mind raced with disappointment that no one gave something special on my birthday. I shrugged, it was almost the end of the day and I became pessimist. Five minutes later my mobile beeped. It was a text from my friend asking me to come out. Wondering what was going on, I grabbed my jacket and hurried to the front door. I was surprised to see her bring a bag full of firework and fire drills. Next I was surprised to see my other friend come out from the darkness. She brought a beautiful birthday cake on her hands. Oh my God! I shrieked. Then they gave the cake to me who was too stunned to say anything. I realized I was blushing furiously because my whole family was watching. Not to mention my neighbors too!
 
A plain day, or I thought it was before, turned out to be one of the greatest moment in my life. I didn’t even know how to describe what I felt. Happy was the simplest word.

Mudah bukan? Intinya dalam recount text ini isi cerita biasanya berurutan, seperti contoh-contoh di atas, itu saja.

Perbedaan Orde Lama dan Orde Baru

ORDE LAMA

A. Pengertian Orde Lama
Orde Lama adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden  Soekarno  diIndonesia.
Orde Lama berlangsung dari tahun 1945  hingga 1968 . Dalam jangka waktu tersebut, Indonesia menggunakan bergantian sistem ekonomi liberal  dansistem ekonomi komando .
Di saat menggunakan sistem ekonomi  liberal, Indonesia menggunakan sistem pemerintahan parlementer . Presiaden Soekarno di gulingkan waktu Indonesia menggunakan sistem  ekonomi komando.
Orde lama (Demokrasi Terpimpin), terdiri dari beberapa kejadian penting.


1. Masa Pasca Kemerdekaan (1945-1950)
Keadaan ekonomi keuangan pada masa awal kemerdekaan amat buruk, antara lain disebabkan oleh :
·        Inflasi yang sangat tinggi, disebabkan karena beredarnya lebih dari satu mata uang secara tidak terkendali. Pada waktu itu, untuk sementara waktu pemerintah RI menyatakan tiga mata uang yang berlaku di wilayah RI, yaitu mata uang De Javasche Bank, mata uang pemerintah Hindia Belanda, dan mata uang pendudukan Jepang. Kemudian pada tanggal 6 Maret 1946, Panglima AFNEI (Allied Forces for Netherlands East Indies/pasukan sekutu) mengumumkan berlakunya uang NICA di daerah-daerah yang dikuasai sekutu. Pada bulan Oktober 1946, pemerintah RI juga mengeluarkan uang kertas baru, yaitu ORI (Oeang Republik Indonesia) sebagai pengganti uang Jepang. Berdasarkan teori moneter, banyaknya jumlah uang yang beredar mempengaruhi kenaikan tingkat harga.
·        Adanya blokade ekonomi oleh Belanda sejak bulan November 1945 untuk menutup pintu perdagangan luar negeri RI.
·        Kas negara kosong.
·        Eksploitasi besar-besaran di masa penjajahan.
Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan ekonomi, antara lain :
o   Program Pinjaman Nasional dilaksanakan oleh menteri keuangan Ir. Surachman dengan persetujuan BP-KNIP, dilakukan pada bulan Juli 1946.
o   Upaya menembus blokade dengan diplomasi beras ke India, mangadakan kontak dengan perusahaan swasta Amerika, dan menembus blokade Belanda di Sumatera dengan tujuan ke Singapura dan Malaysia.
o   Konferensi Ekonomi Februari 1946 dengan tujuan untuk memperoleh kesepakatan yang bulat dalam menanggulangi masalah-masalah ekonomi yang mendesak, yaitu : masalah produksi dan distribusi makanan, masalah sandang, serta status dan administrasi perkebunan-perkebunan.
o   Pembentukan Planning Board (Badan Perancang Ekonomi) 19 Januari 1947
Rekonstruksi dan Rasionalisasi Angkatan Perang (Rera) 1948, mengalihkan tenaga bekas angkatan perang ke bidang-bidang produktif.
o   Kasimo Plan yang intinya mengenai usaha swasembada pangan dengan beberapa petunjuk pelaksanaan yang praktis. Dengan swasembada pangan, diharapkan perekonomian akan membaik (mengikuti Mazhab Fisiokrat : sektor pertanian merupakan sumber kekayaan).
2. Masa Demokrasi Liberal (1950-1957)
Masa ini disebut masa liberal, karena dalam politik maupun sistem ekonominya menggunakan prinsip-prinsip liberal. Perekonomian diserahkan pada pasar sesuai teori-teori mazhab klasik yang menyatakan laissez faire laissez passer. Padahal pengusaha pribumi masih lemah dan belum bisa bersaing dengan pengusaha nonpribumi, terutama pengusaha Cina. Pada akhirnya sistem ini hanya memperburuk kondisi perekonomian Indonesia yang baru merdeka.
Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi masalah ekonomi, antara lain :
·        Gunting Syarifuddin, yaitu pemotongan nilai uang (sanering) 20 Maret 1950, untuk mengurangi jumlah uang yang beredar agar tingkat harga turun.
·        Program Benteng (Kabinet Natsir), yaitu upaya menumbuhkan wiraswastawan pribumi dan mendorong importir nasional agar bisa bersaing dengan perusahaan impor asing dengan membatasi impor barang tertentu dan memberikan lisensi impornya hanya pada importir pribumi serta memberikan kredit pada perusahaan-perusahaan pribumi agar nantinya dapat berpartisipasi dalam perkembangan ekonomi nasional. Namun usaha ini gagal, karena sifat pengusaha pribumi yang cenderung konsumtif dan tak bisa bersaing dengan pengusaha non-pribumi.
·        Nasionalisasi De Javasche Bank menjadi Bank Indonesia pada 15 Desember 1951 lewat UU no.24 th 1951 dengan fungsi sebagai bank sentral dan bank sirkulasi.
·        Sistem ekonomi Ali-Baba (kabinet Ali Sastroamijoyo I) yang diprakarsai Mr Iskak Cokrohadisuryo, yaitu penggalangan kerjasama antara pengusaha cina dan pengusaha pribumi. Pengusaha non-pribumi diwajibkan memberikan latihan-latihan pada pengusaha pribumi, dan pemerintah menyediakan kredit dan lisensi bagi usaha-usaha swasta nasional. Program ini tidak berjalan dengan baik, karena pengusaha pribumi kurang berpengalaman, sehingga hanya dijadikan alat untuk mendapatkan bantuan kredit dari pemerintah.
·        Pembatalan sepihak atas hasil-hasil Konferensi Meja Bundar, termasuk pembubaran Uni Indonesia-Belanda. Akibatnya banyak pengusaha Belanda yang menjual perusahaannya sedangkan pengusaha-pengusaha pribumi belum bisa mengambil alih perusahaan-perusahaan tersebut.
3. Masa Demokrasi Terpimpin (1959-1967)
Sebagai akibat dari dekrit presiden 5 Juli 1959, maka Indonesia menjalankan sistem demokrasi terpimpin dan struktur ekonomi Indonesia menjurus pada sistem etatisme (segala-galanya diatur oleh pemerintah). Dengan sistem ini, diharapkan akan membawa pada kemakmuran bersama dan persamaan dalam sosial, politik, dan ekonomi (mengikuti Mazhab Sosialisme). Akan tetapi, kebijakan-kebijakan ekonomi yang diambil pemerintah di masa ini belum mampu memperbaiki keadaan ekonomi Indonesia, antara lain :
·        Devaluasi yang diumumkan pada 25 Agustus 1959 menurunkan nilai uang sebagai berikut :Uang kertas pecahan Rp 500 menjadi Rp 50, uang kertas pecahan Rp 1000 menjadi Rp 100, dan semua simpanan di bank yang melebihi 25.000 dibekukan.
·        Pembentukan Deklarasi Ekonomi (Dekon) untuk mencapai tahap ekonomi sosialis Indonesia dengan cara terpimpin. Dalam pelaksanaannya justru mengakibatkan stagnasi bagi perekonomian Indonesia. Bahkan pada 1961-1962 harga barang-baranga naik 400%.
·        Devaluasi yang dilakukan pada 13 Desember 1965 menjadikan uang senilai Rp 1000 menjadi Rp 1. Sehingga uang rupiah baru mestinya dihargai 1000 kali lipat uang rupiah lama, tapi di masyarakat uang rupiah baru hanya dihargai 10 kali lipat lebih tinggi. Maka tindakan pemerintah untuk menekan angka inflasi ini malah meningkatkan angka inflasi.
Kegagalan-kegagalan dalam berbagai tindakan moneter itu diperparah karena pemerintah tidak menghemat pengeluaran-pengeluarannya. Pada masa ini banyak proyek-proyek mercusuar yang dilaksanakan pemerintah, dan juga sebagai akibat politik konfrontasi dengan Malaysia dan negara-negara Barat. Sekali lagi, ini juga salah satu konsekuensi dari pilihan menggunakan sistem demokrasi terpimpin yang bisa diartikan bahwa Indonesia berkiblat ke Timur (sosialis) baik dalam politik, eonomi, maupun bidang-bidang lain.
B. Masalah pemanfaatan kekayaan alam.
Pada masa orde lama : Konsep Bung Karno tentang kekayaan alam sangat jelas. Jika Bangsa Indonesia belum mampu atau belum punya iptek untuk menambang minyak bumi dsb biarlah SDA tetap berada di dalam perut bumi Indonesia. Kekayaan alam itu akan menjadi tabungan anak cucu di masa depan. Biarlah anak cucu yang menikmati jika mereka sudah mampu dan bisa. Jadi saat dipimpin Bung Karno, meski RI hidup miskin, tapi Bung Karno tidak pernah menggadaikan (konsesi) tambang-tambang milik bangsa ke perusahaan asing. Penebangan hutan pada masa Bung Karno juga amat minim.
Sistem pemerintahan
Orde lama : kebijakan pada pemerintah, berorientasi pada politik,semua proyek diserahkan kepada pemerintah, sentralistik,demokrasi Terpimpin, sekularisme.
C. Kelemahan
1.     Terdapat ketimpangan ekonomi, kemiskinan, dan ketidak adilan
Setelah Indonesia Merdeka, ketimpangan ekonomi tidak separah ketika zaman penjajahan namun tetap saja ada terjadi ketimpangan ekonomi, kemiskinan, dan ketidakadilan. Sehingga dapat dikatakan bahwa kaum kaya memperoleh manfaat terbesar dari pertumbuhan ekonomi yang dikatakan cukup tinggi, namun pada kenyataanya tidak merata terhadap masyarakat.
2.     Adanya KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme)
Walaupun kecil, korupsi sudah ada.
D. Berakhirnya Orde Lama
setelah turunnya presiden soekarno dari tumpuk kepresidenan maka berakhirlah orde lama.kepemimpinan disahkan kepada jendral soeharto mulai memegang kendali.pemerintahan dan menanamkan era kepemimpinanya sebagai orde baru konsefrasi penyelenggaraan sistem pemerintahan dan kehidupan demokrasi menitipberatkan pada aspek kestabilan politik dalam rangka menunjang pembangunan nasional.untuk mencapai titik-titik tersebut dilakukanlah upaya pembenahan sistem keanekaragaman dan format politik yang pada prinsipnya mempunyai sejumlah sisi yang menonjol, Yaitu:
·        adanya konsep difungsi ABRI
·        pengutamaan golonga karya
·        manifikasi kekuasaan di tangan eksekutif
·        diteruskannya sistem pengangkatan dalam lembaga-lembaga pendidikanpejabat
·        kejaksaan depolitisan khususnya masyarakat pedesaan melalui konsep masca mengembang [flating mass]
·        karal kehidupan pers
konsep diafungsi ABRI pada masa itu secara inplisit sebelumnya sudah ditempatkan oleh kepala staf angkatan darat.mayjen A.H.NASUTION tahun 1958 yaitu dengan konsep jalan tengah prinsipnya menegaskan bahwaperan tentara tidak terbatas pada tugas profesional militer belaka melainkan juga mempunyai tugas-tugas di bidang sosial politik dengan konsep seperti inilah dimungkinkan dan bahkan menjadi semacam kewajiban jikalau militer berpatisipasi dan bidang politik penerapan konjungsi ini menurut pennafsiran militer dan penguasa orde baru memperoleh landasan yuridi konstitusional di dalam pasal 2 ayat 1 UUD 1945 yang menegaskan majelis permusyawaratan rakyat.

ORDE BARU
A. Pengertian Orde Baru
Orde Baru adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soeharto di Indonesia. Orde Baru menggantikan Orde Lama yang merujuk kepada era pemerintahan Soekarno. Orde Baru hadir dengan semangat "koreksi total" atas penyimpangan yang dilakukan oleh Soekarno pada masa Orde Lama.
Orde Baru berlangsung dari tahun 1966 hingga 1998. Dalam jangka waktu tersebut, ekonomi Indonesia berkembang pesat meskipun hal ini terjadi bersamaan dengan praktik korupsi yang merajalela di negara ini. Selain itu, kesenjangan antara rakyat yang kaya dan miskin juga semakin melebar.
Pada 1968MPR secara resmi melantik Soeharto untuk masa jabatan 5 tahun sebagai presiden, dan dia kemudian dilantik kembali secara berturut-turut pada tahun 19731978198319881993, dan 1998.
Presiden Soeharto memulai "Orde Baru" dalam dunia politik Indonesia dan secara dramatis mengubah kebijakan luar negeri dan dalam negeri dari jalan yang ditempuh Soekarno pada akhir masa jabatannya.
Pada tahap awal, Soeharto menarik garis yang sangat tegas. Orde Lama atau Orde Baru. Pengucilan politik - di Eropa Timur sering disebut lustrasi - dilakukan terhadap orang-orang yang terkait dengan Partai Komunis Indonesia. Sanksi kriminal dilakukan dengan menggelar Mahkamah Militer Luar Biasauntuk mengadili pihak yang dikonstruksikan Soeharto sebagai pemberontak. Pengadilan digelar dan sebagian dari mereka yang terlibat "dibuang" ke Pulau Buru.
Sanksi nonkriminal diberlakukan dengan pengucilan politik melalui pembuatan aturan administratif. Instrumen penelitian khusus diterapkan untuk menyeleksi kekuatan lama ikut dalam gerbong Orde Baru. KTP ditandai ET (eks tapol).
Orde Baru memilih perbaikan dan perkembangan ekonomi sebagai tujuan utamanya dan menempuh kebijakannya melalui struktur administratif yang didominasi militer. DPR dan MPR tidak berfungsi secara efektif. Anggotanya bahkan seringkali dipilih dari kalangan militer, khususnya mereka yang dekat dengan Cendana. Hal ini mengakibatkan aspirasi rakyat sering kurang didengar oleh pusat. Pembagian PAD juga kurang adil karena 70% dari PAD tiap provinsi tiap tahunnya harus disetor kepada Jakarta, sehingga melebarkan jurang pembangunan antara pusat dan daerah.
Soeharto siap dengan konsep pembangunan yang diadopsi dari seminar Seskoad II 1966 dan konsep akselerasi pembangunan II yang diusung Ali Moertopo. Soeharto merestrukturisasi politik dan ekonomi dengan dwi tujuan, bisa tercapainya stabilitas politik pada satu sisi dan pertumbuhan ekonomi di pihak lain. Dengan ditopang kekuatan GolkarTNI, dan lembaga pemikir serta dukungan kapital internasional, Soeharto mampu menciptakan sistem politik dengan tingkat kestabilan politik yang tinggi.
B. Masalah pemanfaatan kekayaan alam.
Eksploitasi sumber daya Selama masa pemerintahannya, kebijakan-kebijakan ini, dan pengeksploitasian sumber daya alam secara besar-besaran menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang besar namun tidak merata di Indonesia. Contohnya, jumlah orang yang kelaparan dikurangi dengan besar pada tahun 1970-an dan 1980-an.
C. Kekurangan
·        Semaraknya korupsi, kolusi, nepotisme
·        Pembangunan Indonesia yang tidak merata dan timbulnya kesenjangan pembangunan antara pusat dan daerah, sebagian disebabkan karena kekayaan daerah sebagian besar disedot ke pusat
·        Munculnya rasa ketidakpuasan di sejumlah daerah karena kesenjangan pembangunan, terutama di Aceh dan Papua
·        Kecemburuan antara penduduk setempat dengan para transmigran yang memperoleh tunjangan pemerintah yang cukup besar pada tahun-tahun pertamanya
D. Berakhirnya Orde Baru
Mundurnya Soeharto dari jabatannya pada tahun 1998 dapat dikatakan sebagai tanda akhirnya Orde Baru, untuk kemudian digantikan "Era Reformasi". Masih adanya tokoh-tokoh penting pada masa Orde Baru di jajaran pemerintahan pada masa Reformasi ini sering membuat beberapa orang mengatakan bahwa Orde Baru masih belum berakhir. Oleh karena itu Era Reformasi atau Orde Reformasi sering disebut sebagai "Era Pasca Orde Baru".
Meski diliputi oleh kerusuhan etnis dan lepasnya Timor Timur, transformasi dari Orde Baru ke Era Reformasi berjalan relatif lancar dibandingkan negara lain seperti Uni Soviet danYugoslavia. Hal ini tak lepas dari peran Habibie yang berhasil meletakkan pondasi baru yang terbukti lebih kokoh dan kuat menghadapi perubahan zaman.